Jumat, 04 Desember 2015

Nabi Idris, Nabi yang Teknokrat dan Penulis

Menjelang ajalnya, Nabi Adam memanggil putranya, Syits, yang artinya pemberian Allah. Ia mengajarkan putranya ilmu tentang waktu, waktu dan tatacara shalat, puasa, berzakat, dan haji. Beliau menyampaikan bahwa kelak akan terjadi banjir besar dan badai topan yang dahsyat. Setelah itu beliau wafat.
            Allah swt menurunkan lima puluh shahifah (lembaran-lembaran) kepada Syits, isinya tentang pokok-pokok ajaran tauhid. Syits mewariskan ilmu dari Nabi Adam dan Allah kepada putranya, Anusy. Anusy mewariskan kepada putranya, Qinan. Qinan mewariskan kepada putranya, Mikhlayil, seorang raja yang memerangi kaum Qabil yang jahat dan kafir. Tugas dakwah dilanjutkan oleh putranya, Yird. Kemudian dilanjutkan lagi oleh putra Yird bernama Idris. Idris adalah pemuda yang cerdas.
            Ia adalah orang pertama yang menjahit baju dan menghiasnya. Beliau selalu menjahit sendiri pakaiannya. Beliau juga mempelajari ilmu perbintangan dan mengajarkannya kepada orang-orang. Selain itu juga ia mengajarkan ilmu Hisab dan ilmu Hikmah.
            Nabi Idris pernah hidup satu masa dengan nabi Adam, menurut riwayat, kurang lebih tiga ratus delapan tahun.
            Beliau juga terkenal sebagai orang yang selalu shalat tepat waktu. Banyak masyarakat mencintainya. Penduduk Mesir mengatakan bahwa Idris lahir di Memphis, ibukota Mesir zaman Firaun. Orang Yunani menyebutnya dengan Urin ketiga dan mengangkat beliau sebagai hakim yang sangat dihormati.
            Pada penduduk Mesir, beliau mengajarkan ilmu teknologi pengairan. Pada penduduk Babylonia, beliau mengajarkan teknik sipil dan arsitektur. Aduh, subhanallah... hebat banget ya...
            Nabi Idris merupakan contoh perpaduan seorang agamawan, cendekiawan, dan negarawan, dan juga teknokrat. Hmm... harusnya kita juga mencontoh beliau ya...
Idris adalah nabi kedua setelah Nabi Adam as. Nama lengkapnya adalah Idris bin Mahlayil bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam as. Al Quran tidak banyak bercerita tentang beliau. Hanya disebutkan beliau adalah orang yang sabar dan diangkat Allah ke tempat yang tinggi.
            Menurut sebagian kelompok, ia dilahirkan di daerah Munaf, Mesir. Nama sebenarnya adalah Hurmus al Haramisah. Kata Hurmus dalam bahasa Arab berasal dari kata Arnia dalam bahasa Yunani. Menurut orang Ibrani, namanya Khunukh. Ada juga yang bilang bahwa ia lahir dan besar di Babylonia.
Idris AS adalah orang pertama dari anak cucu Adam yang diberi pangkat kenabian setelah Adam dan Syits AS. Ibnu Ishaq menuturkan, Idris adalah orang pertama yang  menulis dengan pena. Beliau mengalami masa hidup Adam AS selama 308 tahun. Adam dikaruniai umur yang sangat panjang, sekitar 1000 tahun, sebagaimana kisah Adam AS yang telah lalu.[1]
Oleh karena itu, Idris berniat meninggalkan mereka dan menyuruh orang yang mentaatinya untuk mengikutinya. Namun, mereka merasa keberatan jika harus meninggalkan tempat kelahiran. Mereka berkata, “Jika kita pergi, apakah kita akan menemukan negeri seperti Babilon ini? Idris menjawab, “Jika kita hijrah karena Allah, maka Dia akan memberi rezeki di negeri yang lain.” Maka Idris bersama kaumnya hijrah menuju negeri Mesir. Mereka melihat sungai Nil. Beliau berhenti di tepi sungai itu seraya bertasbih kepada Allah. Nabi Idris beserta umatnya bermukim di Mesir, menyeru manusia kepada Allah dan mengajak pada budi pekerti mulia.”[2]
Setelah dewasa, ia meninggalkan Mesir, berkelana keliling dunia. Pada usia 82 tahun, ia 'pulang kampung'. Saat itu juga ia menerima wahyu lewat Jibril.
            Ia ditugaskan mengajak kaum Qabil yang sesat. Ia mengajak berbuat kebaikan, hidup sederhana, shalat, berpuasa pada hari-hari tertentu dan mengeluarkan zakat. Jadi, perintah ibadah itu sudah ada lho.
            Nabi Idris ini termasuk orang pertama yang jago menunggang kuda, jago ilmu alam, tulis menulis dan berhitung.


            Sebuah riwayat menyebutkan bahwa pada masa Idris terdapat 72 bahasa yang digunakan oleh manusia. Allah mengajarkan kemampuan berbahasa kepada Idris, agar ia mampu berkomunikasi dengan setiap kelompok manusia dengan bahasa mereka. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an: “Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya.” (Qs. Ibrahim: 4)
Idris adalah orang pertama yang mengajar tentang Kebijakan Perkotaan dan merancang prinsip dasar mendirikan perkotaan kepada kaumnya. Karena jasanya itu, setiap kelompok umat membangun perkotaan di bumi. Dan pada masa Idris telah tersebar 188 kota.
Idris terkenal dengan ajaran hikmahnya. Di antara hikmah beliau adalah: “Sebaik-baiknya dunia adalah kerugian dan sejelek-jeleknya adalah penyesalan”;
            Ia juga sangat gagah berani sehingga digelari 'Asadul Usud' alias singa segala singa.
            Ia belajar segala macam ilmu peninggalan Nabi Adam dan Syits as. Pantas... Kalau begitu, beliau ini termasuk cendekiawan generasi pertama ya.
            Pada cincinnya tertulis 'Iman kepada Allah mendatangkan kesuksesan'. Pada baju yang digunakannya untuk shalat jenazah tertulis 'Orang yang berbahagia ialah yang dapat melihat amal-amal baik bagi dirinya dan syafaat di sisi Tuhannya'.
            Ia pernah berkata, "Tidaklah seseorang dapat bersyukur kepada Allah atas kenikmatan yang Ia berikan kepada makhluk-Nya. Apabila kamu berdoa kepada Allah, maka ikhlaskanlah niatnya. Kerjakanlah puasa dan shalat. Janganlah dengki atas rezeki yang mereka peroleh, karena mereka cuma menikmati sedikit saja. Barangsiapa melebihi batas kecukupannya, ia pun tidak akan pernah merasa cukup. Kehidupan jiwa adalah di dalam hikmah".
            Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, dari Anas bin Malik ra., ketika Rasulullah saw mi'raj ke langit, beliau bertemu Nabi Idris di suatu tempat. Idris berkata, "Selamat datang saudara yang saleh dan Nabi yang saleh".
            Rasul bertanya, "Siapakah dia, wahai Jibril?"
            Jibril menjawab, "Dialah Idris".

Ayat-ayat yang berkisah tentang Nabi Idris as:
QS Al Anbiyaa 85-86, Maryam 56-57.



[1] Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah, Jilid I, hlm. 99.
[2] Lihat an-Najjar, Qishash Al-Anbiya’, hlm. 26. 

8 komentar:

  1. Luar biasa. Ternyata ada kisah yang bisa digali sangat banyak dari sosok nabi Idris as. Dan kisah demikian perlu dimunculkan kembali di tengah maraknya tokoh fiksi. Jika tidak, kelak anak cucu manusia Indonesia jangan-jangan yang mulsim sangat dekat dengan tokoh fiksi tapi nol mengenal para nabi. Ih, mungkin sekarang juga sudah kali, ya, Mbak?

    Salam santun dari Yogyakarta.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak, kisah nabi itu bagian dari pembangunan karakter menurutku sih :)

      Hapus
  2. Rasul dan Nabi, bukannya ya...makasih, mba nanti mau bacain buat anak (terjemahin ke bahasa inggris dulu)

    BalasHapus
  3. Waduwww harus diterjemahkan dulu yaa?

    BalasHapus
  4. Waduwww harus diterjemahkan dulu yaa?

    BalasHapus
  5. Waahh menarikkk jadi pengen tahu detailnya ttg ilmu tata kota dr Nabi Idris...

    BalasHapus
  6. Luar biasa ya, Nabi Idris itu kalau di zaman sekarang disebutnya multitasking. Masya Allah....

    BalasHapus
  7. Subhanallah, itu padahal ribuan tahun lalu ya...

    BalasHapus